Jumat, 04 Maret 2011

pernikahan nabi musa dan putri nabi syuaib

oleh Ahsan Qomaruzzaman

Nabi musa dan putri nabi syu’aib ( syofuro’ )

Sesungguhny musa as. Menjual tenaganya selama delapan atau sepuluh tahun demi menjaga kesucian kemaluannya dan menjaga kesucian perutnya, sabda rosulullah saw. Sebagaimana diriwayatkan oleh ibnu majah dari utbah bin mundzir as-sulami

Perjalanan hidup nabi musa dan putri nabi syuaib menjelang pernikahan hingga rumah tangganya berjalan delapan atau sepuluh tahun merupakan cermin yang dapat di jadikan bahan renungan bagi muda mudi yang hendak beranjak menikah atau bagi orang- orang yang mengawali bahtera kehidupan berumah tangga pada sepuluh tahun pertama. Bahwa setelah kesulitan pasti ada kelapangan, asal rumah tangga itu menyertakan ketakwaan..ALLAH mengabadikan kisah yang anggun dan mengesankan itu pada kitab suci al-quran surat al-qoshos ayat 20-28

Tatkala menerima nasehat dari laki-laki bijak untuk meninggalkan mesir karena fir’aun dan punggawa negri itu berencana membunuhnya, maka nabi musa buru buru keluar dari negeri nil itu dengan perasaan takut dan khawatir. Ia berjalan sembari menoleh ke sana kemari, karena takut di ketahui oleh fir’aun. Ia tidak tau kemana ia harus menuju dan kemana ia harus pergi, kerena ia belum pernah sama sekali keluar dari negri mesir, akan tetapi karena ia adalah nabi, pasti ALLAH membimbingnya.

Sesampai di negri madyan, tepatnya disebuah sumber air, nabi musa menjumpai sekumpulan orang laki laki sedang berebutan meminumkan ternaknya, sementara tidak jauh dari tempat itu dua gadis sedang menambatkan ternaknya dengan muka penuh keteguhan.

Nabi Musa lalu menghampiri keduanya, seraya bertanya, “apakah maksud kalian dengan berbuat begitu ?

Kedua gadis itu menjawab : kami tidak dapat meminuman ternak kami, sebelum penggembala penggembala itu meminumkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya,

Mersa iba,nabi musa lalu membantu meminumkan ternaknya.

Para penggembala itu setelah selesai memberi minum ternaknya biasanya mereka menutup mulut sumber air tersebut dengan batu besar.nabi Musa mengangkat batu besar itu sendirian. Padahal, menurut sahabat umar bin khottob ra, batu besar itu tidak bisa di angkat kecuali oleh sepuluh orang. Dia lalu memberi minum ternak gadis itu, kemudian setelah selesai , dia mengembalikan batu seperti semula.

Nabi musa setelah itu berteduh di bawah pohon, dia bermunajat kepada ALLAH seraya berdoa mengadu,

“ya tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan (rejeki) yang engkau turunkan padaku.”

Saat itu dia merasakan lapar yang sangat, perutnya di ibaratkan menempel dengan punggungnya. Sayur mayur dan dedaunan yang slalu di makannya beberapa hari belakangan dalam perutnya bahkan tampak kelihatan dari luar. Sementara dua gadis tadi telah pulang pulang lebih awal dari biasanya.

Tidak berselang lama, dua gadis yang di tolongnya tadi datang menghampirinya seraya malu malu. Keduanya adalah putri nabi syuaib as. “ sesunggauhnya bapakku mengundangmu agar ia memberi balasan terhadap kebaikanmu memberi minum terna kami”. Ucap salah satu gadis itu jelas dan terang terangan. Sikap ini dikedepankan karena kedua gadis ini kuat dalam hal memelihara kehormatan diri dari lawan jenis

Ketika nabimusa mendatangi bapaknya (syuaib), ia di jamu secara soesial. Lalu ia menceritakan kisah yang di alaminya,nabi syuaib as berkata menghibur, “ janganlah kamu takut, kamu telah selamat dari orang orang dzolim itu. Daerah ini bukan wilayah mereka.

Sesaat kemudian, salah satu dari putri nya berkata : wahai ayah ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, meminumkan ternak kita, karena sesungguhnya orang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja pada kita adalah orang yang kuat lagi dapat di percaya.”nabi Syuaib bertutur : apa yang engkau ketahui tentang dia ?” putrinya menjawab dengan menunjukkakn gambaran kekuatan dan amanah nabi musa as. “ dia mampu mengangkat batu besar yang tidak akan mampu di angkat kecuali oleh sepuluh orang. Dan tatkala aku berjalan bersamanya dan aku berada di depannya,karena akul lah yang tau arah menuju rumahku, dia berkata kepadaku : berjalanlah kamu di belakangku. Jika arah jalannya akan belok, maka lemparkan kerikil kepadaku ke arah kiri atau kanan agar aku tahu arah yang benar.”

Nabi Syuaib as. Berkata kepada musa hendak mengemukakan rencana spektakuler, “ sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah satu dari putriku ini, atas dasar ( dengan syarat ) kamu bekerja denganku 8 tahun dan jika engkau genapkan 10 tahun, maka itu adalah suatu kebaikan dari mu, maka aku tidak hendak memberatimu. Dan kamu insya ALLAH akan mendapatiku termasuk orang orng yang baik.”

Nabi Musa menjawab : “itulah perjanjian antara aku denganmu. Dan ALLAH adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.

“siapakah anakku yang engkau pilih ?” tanya nabi syuaib as. “ terserah engkau saja, mana di antara kedua putrimu yang engkau tetapkan, maka aku tidak akan menolaknya. “ nabi syuaib lalu menikahkan putrinya yang paling muda dengan nabi musa, sedang nabi musa memilih menyempurnakan perjanjiannya sepuluh tahub sebagai tambahan kebaikan darinya.

“sesungguhnya nabi musa menjual tenaganya selama 8 atau 10 tahun demi menjaga kesucian kemaluannya menjaga kesucian makanan perutnya.” Sabda rosulullah sebagaimana yang di riwayatkan oleh imam ibnu majah dari uthbah bin mundzir as-sulami.

Setelaha masa perjanjian selesai, musa nabi musa memohon izin kepada mertuanya untuk kembali ke mesir. Nabi syuaib as mengzinkannya, sebelumnya nabi musa meminta istrinya agar memohon kepada bapaknya di beri kambing yang dapat menopang kehidupan rumah tangganya. Bapaknya pun memberikan kepadanya setiap anak yang di lahirkan dari induknyapada tahun itu. Nabi musa kemudian memboyong istri dan anaknya serta kambing kambingnya ke negri asalnya, mesir.

Dari sini sebagian ulama’ berpendapat bahwa ujian ( susah ) berumah tangga lazimnya di alami pasangan suami istri pada 8 atau 10 tahun pertama. Bila ujian itu di lalui dengan lulus, maka rumah tangga akan menjadi bahagia, harmonis danlapang pada masa masa berikutnya, insya ALLAH, asal tentunya sikap taqwa,shaleh slalu menyertai rumah tangga tersebut. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar